Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘peralatan pabrik’

PERALATAN PABRIK
1.  Fosflotasi
Teknologi dalam proses produksi gula untuk
meningkatkan kualitas gula dan efisiensi
pengolahan atau Boiling House Recovery
(BHR).
2.  Pabrik Gula Semut dan Gula
Kristal berbasis Tebu dan Palma
Unit pengolah gula kristal dan gula
semut berbasis tebu dan palma.
Spesifikasi
Unit produksi gula skala pedesaan yang
dapat dioperasikan sepanjang tahun
dengan sistem vakum yang kompak
karena digabungkan dengan sistem
open pan untuk menghasilkan
beberapa bentuk gula atau pemanis
berbasis tebu (kapasitas 200-300 ton
tebu per hari) maupun nira palma
(kelapa, aren, siwalan) dengan kapasitas
hingga 10.000 liter nira palma
mentah per hari.
Manfaat
Menghasilkan gula mentah dengan
mutu tinggi dalam bentuk, gula
tanjung, nira kental, gula mangkok,
gula batok, gula remah (semut) dan
lain-lain. Produk gulanya dapat dijual
langsung di supermarket atau untuk
bahan baku industri makanan dan
minuman.
Target Pengguna
Petani tebu, pengrajin gula kelapa dan
pengrajin gula palma lainnya.
Tanki aerator
Instalasi fosfatasi floatasi
Spesifikasi
Proses separasi
kotoran dengan
menggunakan
sistem flotasi
(pengapungan).
Reaksi antara fosfat
dan susu kapur
pada suhu 79-82°C
dan pemberian
flokulan kation dan
anion.
Manfaat
Dapat meningkatkan
kualitas gula
dan efisiensi
pengolahan (BHR).
Target Pengguna
Pabrik gula yang
menghasilkan gula
berkualitas rendah
dan BHR yang
rendah.
Proses kristalisasi bervakum
Mini boiler
Katalog Produk dan Jasa Pelayanan P3GI 9

3.  Pengering Ampas Dengan Memanfaatkan Energi Panas Gas Cerobong Ketel
Teknologi pengeringan ampas tebu dengan energi
gas cerobong.
Spesifikasi
Pengering tipe rotary. Menurunkan kadar air ampas
hingga 15 poin dan suhu gas cerobong hingga 100°C.
Manfaat
Meningkatkan nilai bakar ampas, menekan bahan
bakar suplesi, meningkatkan efisiensi ketel,
meningkatkan sisa ampas, menekan biaya produksi
gula, meningkatkan penjualan ampas dan mengatasi
masalah polusi lingkungan.
Target Pengguna
Pabrik gula yang memerlukan penekanan penggunaan
bahan bakar.
4.  Interface Pendeteksi Masakan Gula Dengan
Menggunakan PC
Alat (hardware & software) untuk mengakses data input ke
PC, dalam sistem pengendalian proses kristalisasi gula secara
otomatis.
Spesifikasi
A/D – D/A interface card, resolusi 12 bit. Input detector : conductivity,
level, temperature. Data acquisition software dengan
tampilan jalannya proses masak gula bentuk grafik pada layar
monitor. Suhu operasi ruang maks 25° C, kelembaban udara
relatif <>
Besar butir kristal seragam
Manfaat
Mendeteksi cepat perubahan
proses kristalisasi gula dan
menghemat waktu masak
sekitar 20% dibanding secara
manual. Mutu gula pasir terjaga
dengan besar butir kristal
lebih seragam. Memberikan
kemudahan dan ketelitian
dalam pengoperasian, penyimpanan
data selama proses
berjalan.
Target Pengguna
Pabrik gula yang akan
meningkatkan mutu gula
kristal secara efisien.
Tampilan proses masak di layar
monitor PC
Prototipe Rotary Bagasse Dryer Skala Pilot Plant
10 Katalog Produk dan Jasa Pelayanan P3GI

5. Teknologi Biotray
Merupakan teknologi untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan air kondensor di PG.
Spesifikasi
Biotray terpasang pada sarana pendingin
dengan kerangka aluminium/logam lain dan
cartridge mikroba BT55.
Manfaat
Bermanfaat bagi kelancaran proses, penghematan
konsumsi air dan mencegah pencemaran.
Kebutuhan air kondensor dapat diturunkan
hingga 5% dari total kebutuhan air kondensor
dan sekitar 0,60 – 0,80, m3/ton tebu.
Target Pengguna
Pabrik gula yang kesulitan air kondensor dan
tingkat pencemarannya tinggi.
6. Dust collector
Alat penangkap debu hasil pembakaran di dalam ketel untuk mengurangi
polusi yang ditimbulkannya, dengan jalan melewatkan flue
gas yang mengandung debu ke dalam dust collector. Pemisahan
debu dan flue gas dilakukan dengan cara/prinsip centrifugaling, di
dalam cyclone.
Spesifikasi
Spesifikasi alat:
– Lokasi pemasangan direkomendasi di daerah vakum (antara ketel
dan ID fan)
– Efisiensi penangkapan debu berkisar antara 70-80% tergantung
banyaknya debu di dalam flue gas.
– Kapasitas disesuaikan dengan banyaknya flue gas dan debu yang
dikelola.
Manfaat
Dapat menangkap debu
hasil pembakaran di dalam
ketel yang ikut bersamasama
dengan flue gas
yang akan keluar melalui
cerobong.
Target Pengguna
Pabrik gula atau pabrik
lain yang mengalami
masalah polusi udara
akibat debu yang keluar
dari cerobong ketel terlalu
banyak.
Katalog Produk dan Jasa Pelayanan P3GI 11

7.  CO2 Scrubber
Teknologi pemanfaatan CO2 yang terkandung dalam gas
cerobong ketel untuk proses karbonatasi nira atau leburan
gula.
Spesifikasi
Tipe Wet scrubber kombinasi dengan cyclone separator dan
moist separator. Konsumsi air sekitar 30 lt/m3 gas. Suhu
gas CO2 sekitar 33°C. Kandungan polutan mendekati 0 %.
Manfaat
Menekan biaya produksi gula dengan memanfaatkan CO2
dari gas cerobong ketel untuk proses karbonatasi nira atau
leburan gula.
Target Pengguna
Pabrik gula karbonatasi (dan rafinasi) yang masih menggunakan
tobong kapur atau pabrik gula sulfitasi yang akan
memproduksi gula rafinasi.
8. Direct Contact Heat Exchanger (DCHE)
Teknologi pemanasan nira tebu dengan cara kontak
langsung antara nira yang dipanaskan dengan uap
pemanasnya, pada tekanan kerja > 1 atm.
Spesifikasi
Uap pemanas : uap bekas, uap bleeding dari badan I/
II bertekanan > 1 atm. Nira yang dipanaskan : nira
mentah, nira jernih. Kapasitas disesuaikan dengan
banyaknya nira mentah atau nira jernih yang akan
dipanaskan.
Prototipe CO2 Scrubber Skala Pilot Plant
Direct Contact Heat Exchanger
(DCHE) tampak luar
Manfaat
Untuk memanaskan
nira mentah dari
suhu kamar ke suhu
75°C, atau
memanaskan nira
jernih dari suhu
75°C ke suhu 100°C
yang hemat energi.
Target Pengguna
Pabrik gula (untuk
menekan biaya
investasi dan
operasional proses
pemanasan nira
tebu).
12 Katalog Produk dan Jasa Pelayanan P3GI
9.  Teknologi SAL (Sistem Aerasi Lanjut)
Pengolahan limbah cair secara intensif dan hemat lahan.
Spesifikasi
Diperlukan hanya sekitar 5% dari kebutuhan lahan pada
sistem konvensional atau sekitar 1000-2000 m2 saja.
Manfaat
Untuk memperoleh limbah cair yang memenuhi baku mutu
pada PG yang lahan untuk pengolahan limbahnya sempit
dan jelek. Sistem biologis aerob COD : 90-98%. Reduksi
BOD: 90-98 %. Air terolah dari UPLC SAL memiliki kadar
COD <>
Target Pengguna
Pabrik gula yang mempunyai lahan sempit untuk
pengendalian limbah.
Kondisi fisik air pada setiap tahap
pengolahan
IN = Air masuk UPL
A-1 = Aerasi 1
A-2 = Aerasi 2
A-3 = Aerasi 3
OUT = Air keluar UPL
Unit pengolahan limbah dengan Sistem Aerasi Lanjut (SAL)
Katalog Produk dan Jasa Pelayanan P3GI 13

SEMOGA BERGUNA YACH SEMUA… ABUN..

Read Full Post »